Lalu awan itu menutupi Kemah Pertemuan, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak dapat memasuki Kemah Pertemuan, sebab awan itu hinggap di atas kemah itu, dan kemuliaan TUHAN memenuhi Kemah Suci. Keluaran 40:34-35
Observasi / amati ayat-ayat ini: - Siapakah tokoh-tokoh yang ada dalam Keluaran 40:34-35? Musa dan Tuhan.
- Peristiwa apa yang dituliskan dalam Keluaran 40:34-35? Kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, sehingga Musa tidak bisa masuk ke dalamnya.
Interpretasi / yang dapat kita pelajari adalah: Bapak, ibu, saudara Setiap manusia diciptakan dengan kerinduan terdalam untuk mengalami hadirat Tuhan. Kita mencari kedamaian, keutuhan, dan makna sejati dalam hidup ini. Dan di tengah kekacauan dunia, kita bertanya: "Di manakah Tuhan? Apakah Ia hadir dalam hidupku?"
Dalam Keluaran 40:34-35, kita melihat momen puncak dalam perjalanan bangsa Israel di padang gurun. Setelah Kemah Suci selesai didirikan sesuai dengan perintah Tuhan, kemuliaan Tuhan hadir dan memenuhi tempat itu. Ini adalah simbol yang kuat bahwa Allah berdiam di tengah umat-Nya.
1. Tuhan Menggenapi Janji-Nya untuk Hadir (ay. 34) Kemah Suci bukanlah sekadar tenda atau bangunan biasa. Itu adalah tempat yang dirancang dengan sangat detail atas petunjuk Tuhan, sebagai tempat pertemuan antara Allah dan umat-Nya. Dan saat kemah itu selesai dibangun, awan menutupi seluruh Kemah Suci – sebuah tanda nyata dari hadirat Tuhan.
Ini bukan sekadar simbol. Awan adalah manifestasi dari Shekinah Glory, kemuliaan ilahi yang menyatakan bahwa Tuhan turun dan hadir bersama umat-Nya.
Dalam Perjanjian Baru, kita melihat penggenapan janji ini dalam diri Yesus Kristus, Dia adalah Imanuel, Allah beserta kita. Dan kini, melalui Roh Kudus, Tuhan hadir dalam hati kita, bukan hanya dalam bangunan, tetapi dalam hidup kita.
2. Hadirat Tuhan Membawa Kekudusan dan Kekaguman (ay. 35) Musa, pemimpin yang sangat dekat dengan Tuhan, bahkan tidak dapat masuk ke dalam Kemah Pertemuan karena kemuliaan Tuhan memenuhi tempat itu. Ini menunjukkan bahwa: - Hadirat Tuhan bukan untuk diremehkan. - Ada kekudusan dan kekaguman dalam kehadiran-Nya.
Ini mengajarkan kepada kita bahwa walaupun Tuhan itu penuh kasih, Dia juga kudus dan agung. Kita tidak bisa datang kepada-Nya dengan sembarangan atau tanpa pertobatan.
Apakah kita masih memiliki rasa hormat dan kekaguman saat datang ke hadirat Tuhan, ataukah ibadah kita telah menjadi rutinitas belaka?
3. Hadirat Tuhan Memberi Arah dan Kepastian (ayat selanjutnya, Keluaran 40:36-38) Setelah kemuliaan Tuhan memenuhi Kemah Suci, awan itu juga menjadi petunjuk perjalanan bagi bangsa Israel. Bila awan itu naik, mereka berjalan; bila tidak, mereka tetap tinggal.
Ini menunjukkan bahwa: Tuhan bukan hanya hadir dalam ibadah, tapi juga dalam perjalanan hidup sehari-hari.
Apakah kita membiarkan Tuhan menuntun arah hidup kita? Ataukah kita hanya mencari-Nya saat dalam kesulitan saja?
Aplikasi / yang bisa kita lakukan adalah: Bapak, ibu, saudara, sekarang kita adalah Kemah Suci Tuhan. Dalam 1 Korintus 6:19 dikatakan bahwa tubuh kita adalah bait Roh Kudus. Artinya, Tuhan ingin diam dan memenuhi hidup kita, sama seperti Tuhan memenuhi Kemah Suci di zaman Musa. Apakah hidup kita sudah bersih, tertata, dan siap dipenuhi kemuliaan Tuhan? Apakah kita rindu untuk hidup dalam hadirat-Nya setiap hari?
Bapak, ibu, saudara: - Tuhan ingin hadir dan menyatakan kemuliaan-Nya dalam hidup kita. - Hadirat Tuhan menuntut kekudusan dan penghormatan. - Tuhan ingin membimbing kita setiap langkah hidup ini.
Bukalah hati kita seperti bangsa Israel membangun Kemah Suci dengan ketaatan, kekudusan, dan kerinduan. Biarlah hidup kita menjadi tempat di mana Tuhan berkenan tinggal dan menyatakan kemuliaan-Nya.