DAILY BREAD

MEMPERBAIKI KESALAHAN

Selasa, 14 Oktober 2025 // Pukul 07.00 WIB

Bacaan Ayat Hari Ini

Bilangan 5


RENUNGAN

Memperbaiki kesalahan

Ayat pokok: Bilangan 5:6-7

Observasi  

TUHAN - musa - umatNya/bangsa israel.
Hukum yang diberikan untuk mengatur  pelanggaran terhadap (dosa) terhadap sesama yang juga dianggap sebagai ketidaksetiaan terhadap TUHAN (ay. 6).
Dosa yang diatur di sini bukan hanya sekadar konflik pribadi, tetapi pelanggaran yang melibatkan kerugiaan harta benda atau pelanggaran sumpah (sering disebut sebagai "dosa tidak setia" atau yang berarti bertindak tidak setia atau melanggar perjanjian

Sehingga peraturan/hukum terhadap sesama, yang dimana hukum yang TUHAN berikan menegaskan bahwa kesalahan terhadap sesama manusia adalah juga kesalahan terhadap ALLAH. Dan ini merupakan ketaatan kepada ALLAH yang harus tercermin, dengan memiliki hubungan yang adil dan baik dengan sesama.

Dengan meminta maaf, mengakui kesalahan dan ganti rugi.
Peristiwa ini terjadi di padang gurun sinai, setelah bangsa israel menerima taurat dan mendirikan kemah suci.
TujuanNya adalah ALLAH sedang mempersiapkan umatNya untuk menjadi bangsa yang kudus, bangsa yang teratur, dan siap memasuki tanah perjanjian.


Interpretasi
''Memperbaiki kesalahan''
Jika kita yang berbuat salah, kita memiliki kuasa untuk mulai memperbaiki setiap kesalahan.  
Tujuan bilangan 5:6-7 yaitu: mengakui kesalahan dan bertanggung jawab
Ayat ini mengajarkan kita dua langkah penting setelah kita berbuat salah, terutama kesalahan yang merugikan orang lain:


1. Mengakui Dosa/kesalahan
Langkah pertama dan yang paling mendasar adalah pengakuan.  
Ayat 7 "Haruslah ia mengakui dosa yang telah dilakukannya itu..."
Mengakui kesalahan bukanlah tanda kelemahan, melainkan tanda kekuatan dan kejujuran. Saat kita mengakui, kita berhenti menyalahkan keadaan, menyalahkan orang lain, atau menyembunyikan kenyataan. Kita jujur kepada Tuhan dan kepada sesama. Pengakuan membuka jalan bagi pengampunan dan penyembuhan.
pesan> jangan takut mengakui jika kita salah. Itu adalah awal dari perubahan.


2. Membayar Ganti Kerugian / bertanggung jawab
Ini yang mungkn sering kita lupakan, adalah perbaikan atau pemulihan.  
Ayat 7 melanjutkan, "...dan haruslah ia membayar ganti kerugian itu sepenuhnya, dan menambahi seperlima, lalu menyerahkannya kepada orang yang dirugikannya itu."
Ini adalah bagian terberat, namun sangat penting. Perhatikan, firman Tuhan tidak hanya meminta kita meminta maaf. Jika kesalahan kita merugikan orang lain—misalnya, kita mencuri, merusak barang, menyebar fitnah yang merusak nama baik, atau berutang—maka kata-kata maaf saja tidak cukup. Kita harus:
Mengembalikan atau mengganti apa yang kita ambil atau rusak sepenuhnya.
Bahkan, di sini dikatakan menambah seperlima (20%) sebagai bentuk kerelaan dan keseriusan kita untuk benar-benar memperbaiki kesalahan.
_________________________________________________________________________________________

Aplikasi  

Bertanggung jawab menunjukkan bahwa penyesalan kita itu nyata, bukan hanya di bibir saja. Pertobatan yang murni selalu diikuti dengan tindakan nyata untuk memperbaiki kerugian yang telah ditimbulkan.
Contohnya:

Jika kita mencuri, kita kembalikan dan tambahi.
Jika kita merusak, kita ganti dan tambahi.
Jika kita berbohong yang merusak reputasi seseorang, kita minta maaf secara terbuka, dan kita lakukan upaya nyata untuk memulihkan nama baiknya, bahkan jika itu sulit.

Kesimpulan:

Hukum Tuhan di Bilangan 5:6-7 mengajarkan kita bahwa keselamatan melalui Yesus Kristus tidak membebaskan kita dari tanggung jawab kita terhadap sesama. Pengampunan Tuhan itu gratis, tetapi pertobatan kita HARUS MENGHASILKAN BUAH: yaitu MEMPERBAIKI KESALAHAN dan memulihkan hubungan.

Ajakan:

Marilah kita hari ini memeriksa hati kita.  
Apakah ada kesalahan di masa lalu yang belum kita perbaiki?  
Apakah ada hak orang lain yang belum kita kembalikan?
Jangan menunda! Ambil langkah berani:
Akui kesalahan itu di hadapan Tuhan, dan jika perlu, di hadapan orang yang bersangkutan.
Lakukan tindakan nyata untuk mengembalikan apa yang menjadi hak orang lain, bahkan lebih dari itu, sebagai tanda pertobatan yang tulus.

Saat kita berani mengambil dua langkah ini, kita tidak hanya memulihkan hubungan kita dengan sesama, tetapi YANG LEBIH PENTING, kita menunjukkan kepada Tuhan bahwa kita benar-benar serius dengan pertobatan kita. Kita akan mengalami damai sejahtera, sukacita dan berkat karena hidup kita telah dipulihkan sepenuhnya oleh kasih karunia-Nya


Amin...