“TAHIR” AYAT POKOK: IMAMAT 12:6 “Bila sudah genap hari-hari pentahirannya, maka untuk anak laki-laki atau anak perempuan haruslah dibawanya seekor domba berumur setahun sebagai korban bakaran dan seekor anak burung merpati atau burung tekukur sebagai korban penghapus dosa ke pintu Kemah Pertemuan, dengan menyerahkannya kepada imam.” ________________________________________ Pendahuluan Kitab Imamat berisi banyak hukum dan ketetapan tentang kekudusan. Tuhan memberikan aturan-aturan itu bukan untuk memberatkan umat, tetapi untuk menjaga mereka tetap tahir (murni, kudus, dan berkenan di hadapan Allah). Khusus dalam pasal 12, dibicarakan tentang pentahiran seorang perempuan setelah melahirkan. Setelah masa najis selesai, ia tidak boleh langsung merasa “sudah tahir” dengan sendirinya, tetapi harus datang membawa korban persembahan. Hal ini menunjukkan bahwa kesucian dan penerimaan di hadapan Allah tidak bisa diusahakan manusia sendiri, tetapi harus melalui pengorbanan yang ditentukan Allah. Karena itu, melalui Imamat 12:6 kita akan belajar cara menjadi tahir di hadapan Allah, yang ditunjukkan melalui dua jenis korban: 1. Korban domba – melambangkan penyerahan diri total kepada Allah.
2. Korban burung merpati/tekukur – melambangkan kebutuhan kita akan pengampunan dosa. Dua hal ini saling berkaitan. Kita tidak bisa hanya menyerahkan hidup tanpa pengampunan, dan kita tidak bisa hanya menerima pengampunan tanpa menyerahkan diri. Keduanya berjalan bersama, dan itulah jalan yang membuat kita tahir di hadapan Allah. ________________________________________ Poin-poin 1. Korban Domba – Melambangkan Penyerahan Diri Total kepada Allah Korban bakaran (anak domba) adalah korban yang dibakar habis, artinya seluruhnya diberikan kepada Tuhan tanpa tersisa. Ini melambangkan: ● Penyerahan total kepada Allah (Roma 12:1 – “Karena itu, saudara-saudara, demi kemurahan Allah aku menasihatkan kamu, supaya kamu mempersembahkan tubuhmu sebagai persembahan yang hidup, yang kudus dan yang berkenan kepada Allah: itu adalah ibadahmu yang sejati.”
● Kematian dan kebangkitan-Nya bukan hanya untuk memberi pengampunan dosa, tapi juga mengubah arah hidup manusia.
● Orang percaya dipanggil untuk hidup bukan lagi untuk memikirkan kepentingan diri sendiri, melainkan hidup bagi Kristus. (2 Korintus 5:15)
● Menunjukkan bahwa tahir di hadapan Allah tidak hanya soal ritual luar, tetapi soal hati yang sungguh menyerahkan diri kepada Allah. Aplikasi: Kita bisa menjadi tahir di hadapan Allah bila kita rela menyerahkan seluruh hidup kita: waktu, tenaga, harta, bahkan cita-cita. Bukan sebagian, tetapi seluruhnya bagi Allah. ________________________________________ 2. Korban Burung Merpati/Tekukur – Melambangkan Pengampunan Dosa dari Allah Selain korban bakaran, perempuan itu juga harus mempersembahkan burung merpati atau tekukur untuk korban penghapus dosa. Artinya: ● Tidak ada seorang pun yang bebas dari dosa (Roma 3:23). Bahkan setelah pengalaman yang indah seperti melahirkan, manusia tetap memerlukan pengampunan dosa.
● Burung merpati/tekukur juga menunjukkan kemurahan Allah – bagi mereka yang tidak mampu membawa domba (Imamat 5:7). Artinya Allah menyediakan jalan bagi semua orang, baik kaya maupun miskin.
● Korban penghapus dosa ini menegaskan bahwa tahir di hadapan Allah hanya mungkin bila dosa dihapuskan. Aplikasi: Kita perlu selalu datang kepada Kristus untuk pengampunan dosa. Jangan pernah merasa “cukup baik” atau “tidak perlu bertobat”. Hanya dengan pengorbanan Kristus di kayu salib kita dibenarkan (1 Yohanes 1:9). ________________________________________ Kesimpulan. ● Poin 1: (domba) menunjukkan bahwa tahir berarti hidup yang diserahkan total kepada Allah.
● Poin 2: (burung merpati/tekukur) melengkapi dengan kenyataan bahwa tahir juga berarti menerima pengampunan dosa yang disediakan Allah.
Jadi, tahir di hadapan Allah bukan hanya soal menyerahkan hidup, tetapi juga soal menerima pengampunan yang hanya ada di dalam Kristus.
________________________________________ Aplikasi dalam Kehidupan Sehari-hari 1. Hidup Kudus – Menjadi tahir berarti menjaga hidup dari dosa dan tidak main-main dengan kekudusan.
2. Penyerahan Total – Seperti korban bakaran, mari kita serahkan seluruh hidup kita, bukan hanya sebagian, kepada Allah.
3. Bertobat dan Mengakui Dosa – Seperti korban burung merpati/tekukur, kita diajak untuk setiap hari datang kepada Kristus, memohon pengampunan, dan dipulihkan.k ________________________________________ Penutup Menjadi tahir di hadapan Allah bukan hasil usaha kita, tetapi hasil penyerahan hidup sepenuhnya dan pengampunan melalui pengorbanan Kristus. Mari kita belajar hidup kudus, menyerahkan diri total, dan selalu datang kepada Kristus untuk disucikan setiap hari.