DAILY BREAD

MENJAGA PELITA TETAP MENYALA

Selasa, 30 September 2025 // Pukul 07.00 WIB

Bacaan Ayat Hari Ini

Imamat 24


RENUNGAN

“Menjaga Pelita Tetap Menyala”

TUHAN berfirman kepada Musa:
"Perintahkanlah kepada orang Israel, supaya mereka membawa kepadamu minyak zaitun tumbuk yang tulen untuk lampu, supaya lampu dapat dipasang dan tetap menyala.
Harun harus tetap mengatur lampu-lampu itu di depan tabir yang menutupi tabut hukum, di dalam Kemah Pertemuan, dari petang sampai pagi, di hadapan TUHAN. Itulah suatu ketetapan untuk selama-lamanya bagimu turun-temurun.
Di atas kandil dari emas murni haruslah tetap diaturnya lampu-lampu itu di hadapan TUHAN.”
Imamat 24:1-4


Observasi / amati ayat-ayat ini:
-    Kitab Imamat ditulis oleh Musa dan ditujukan kepada bangsa Israel.
Kitab Imamat berisi perintah-perintah Allah mengenai tata cara ibadah, kekudusan, dan kehidupan yang benar bagi umat Israel.

-    Secara khusus Imamat 24:1-4 berisi perintah Tuhan kepada Musa, agar Musa memerintahkan kepada orang-orang Israel untuk menyediakan minyak zaitun tumbuk yang murni, untuk dipakai menyalakan lampu/pelita di Kemah Suci. Kemudian Harun dan anak-anaknya harus mengatur agar lampu/pelita di Kemah Suci tetap menyala dari petang hingga pagi.


Interpretasi / yang dapat kita pelajari adalah:
Bapak, ibu, saudara yang dikasihi Tuhan, hidup kita sebagai umat-umat Tuhan digambarkan dalam Alkitab seperti pelita yang menyala. Pelita itu memberi terang, mengusir kegelapan, dan menunjukkan arah. Dalam Imamat 24:1–4, Tuhan memerintahkan bangsa Israel untuk menyediakan minyak zaitun murni agar pelita di Kemah Suci tidak padam. Imam Harun harus menjaganya terus-menerus di hadapan Tuhan.

Perintah ini sederhana, tetapi memiliki makna yang sangat dalam. Allah sedang mengajar umat-Nya bahwa hubungan dengan Tuhan harus dijaga, dipelihara, dan dipertahankan. Pelita yang menyala melambangkan hadirat Allah dan penerangan-Nya dalam kehidupan umat-Nya.

Hari ini kita akan belajar bagaimana menjaga pelita iman kita tetap menyala. Ada tiga kebenaran utama dari Imamat 24:1-4

1.    Pelita Melambangkan Hadirat dan Terang Allah
Di Kemah Suci, pelita menyala siang dan malam. Itu menjadi tanda bahwa Allah senantiasa hadir bersama umat-Nya.
Bapak, ibu, saudara kita pun membutuhkan terang tersebut ada dalam hidup kita. Tanpa terang Tuhan, kita akan tersesat dalam kegelapan dosa.
Mazmur 119:105  “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”

Yesus sendiri berkata:
Yohanes 8:12  “Akulah terang dunia; barangsiapa mengikut Aku, ia tidak akan berjalan dalam kegelapan.”
Artinya, pelita dalam Kemah Suci menunjuk kepada Kristus, Sang Terang sejati.
Kalau pelita di Bait Allah harus dijaga supaya tidak padam, demikian pula iman kita kepada Kristus harus dijaga supaya tetap menyala.


2.    Minyak Melambangkan Roh Kudus
Pelita itu tidak bisa menyala tanpa minyak. Minyak zaitun murni yang diperintahkan Tuhan melambangkan Roh Kudus. Tanpa Roh Kudus, iman kita kering. Api rohani bisa padam.
Paulus menasihati dalam 1 Tesalonika 5:19  “Jangan padamkan Roh.”

Bagaimana menjaga agar minyak itu tetap ada?
-    Dengan doa setiap hari. Doa adalah napas rohani yang membuat kita tetap hidup di dalam Allah.
-    Dengan firman Tuhan yang kita renungkan. Firman itu mengisi bejana hati kita dengan minyak segar.
-    Dengan ketaatan dan hidup kudus. Roh Kudus lebih leluasa bekerja dalam hati yang murni.

Jika kita biarkan dosa, kepahitan, atau kemalasan rohani, maka pelita iman kita bisa padam. Tapi jika kita terus membuka hati bagi Roh Kudus, terang kita akan makin bersinar.


3.    Tugas Kita: Menjadi Terang Bagi Dunia
Harun ditugaskan menjaga pelita di hadapan Tuhan. Itu adalah pelayanan yang suci. Sekarang, kita pun dipanggil sebagai imam-imam kerajaan / imamat yang rajani (1 Petrus 2:9) untuk menjaga api iman kita.

Yesus berkata dalam Matius 5:14a  “Kamu adalah terang dunia.”
Artinya, pelita yang menyala bukan hanya untuk kita sendiri, tetapi juga untuk orang lain. Dunia yang gelap oleh dosa membutuhkan terang Kristus.

Terang itu bisa terpancar melalui:
-    Kesaksian hidup kita yang jujur dan penuh kasih.
-    Pelayanan kita kepada orang yang membutuhkan.
-    Perkataan kita yang membangun, bukan merusak.

Jika kita tidak menjaga pelita iman, maka dunia tidak akan melihat Kristus melalui kita. Karena itu, mari kita pastikan terang kita tidak hanya ada di gereja, tetapi juga di rumah, di tempat kerja, di sekolah, dan di tengah masyarakat.


Ilustrasi:
Pernahkah bapak, ibu, saudara mengalami listrik padam di malam hari? Rumah jadi gelap gulita. Kita mulai mencari lilin atau senter. Tetapi apa jadinya jika baterai senter habis dan lilin tidak ada? Kita akan sulit berjalan, mudah tersandung, bahkan bisa celaka.

Begitu juga dengan iman kita. Jika pelita rohani padam karena kita lalai, hidup kita akan diselimuti kegelapan. Tapi kalau pelita itu dijaga, terang Tuhan akan menuntun langkah kita, dan bahkan orang lain akan melihat jalan menuju Kristus melalui terang kita.


Aplikasi / yang bisa kita lakukan adalah:

Bapak, ibu, saudara Imamat 24:1–4 mengingatkan kita:
-    Pelita menyala melambangkan hadirat Allah.
-    Minyak melambangkan Roh Kudus yang harus terus memenuhi hidup kita.
-    Kita dipanggil menjadi terang bagi dunia.

Mari kita jaga pelita iman kita supaya tetap menyala dan tidak padam. Jangan biarkan dosa, kemalasan, atau kesibukan duniawi memadamkan terang itu. Biarlah Roh Kudus terus memenuhi kita, sehingga terang Kristus bersinar melalui hidup kita.