Aku, Paulus, seorang yang tidak berani bila berhadapan muka dengan kamu, tetapi berani terhadap kamu bila berjauhan, aku memperingatkan kamu demi Kristus yang lemah lembut dan ramah. Aku minta kepada kamu: jangan kamu memaksa aku untuk menunjukkan keberanianku dari dekat, sebagaimana aku berniat bertindak keras terhadap orang-orang tertentu yang menyangka, bahwa kami hidup secara duniawi. 2 Korintus 10:1-2
Observasi / amati ayat-ayat ini: - Surat 2 Korintus ditulis oleh Rasul Paulus dan ditujukan kepada jemaat Tuhan yang berada di kota Korintus.
Interpretasi / yang dapat kita pelajari adalah: 1. Paulus Menunjukkan Hati Kristus dalam Pelayanan Dalam ayat ini kita melihat hati seorang gembala. Paulus bukan datang dengan kekerasan, melainkan dengan lemah lembut Kristus. Ia menegur jemaat Korintus yang sering memberontak, namun ia melakukannya dengan kasih. ➡️ Pelajaran bagi kita: Menjadi pelayan Kristus bukan soal menunjukkan kuasa manusia, tetapi memantulkan karakter Yesus yang penuh kerendahan hati.
2. Lemah Lembut Bukan Berarti Lemah Jemaat Korintus menilai Paulus sebagai pribadi yang "lemah" bila hadir secara langsung, tetapi "keras" dalam surat. Paulus ingin mereka mengerti bahwa kelemahannya bukan kelemahan manusiawi, melainkan kerendahan hati yang ditopang oleh kekuatan Kristus. ➡️ Kita juga sering salah mengartikan kelembutan sebagai kelemahan. Padahal, justru orang yang kuatlah yang bisa menahan diri dan memilih untuk lemah lembut.
3. Teguran dalam Kasih Lebih Mengubahkan Paulus berharap saat ia hadir, ia tidak perlu berlaku keras. Artinya, ia ingin jemaat lebih dahulu bertobat, sehingga teguran bisa menjadi berkat, bukan hukuman. ➡️ Dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam keluarga, gereja, maupun pekerjaan, kita diajak untuk menegur dengan kasih. Teguran yang lahir dari kasih Kristus tidak menghancurkan, tetapi membangun.
Aplikasi / yang bisa kita lakukan adalah: - Jika kita seorang pemimpin, mari belajar dari Paulus: memimpin dengan kasih, bukan dengan kekerasan. - Jika kita sebagai jemaat, mari terbuka menerima teguran, sebab teguran adalah tanda kasih Allah. - Jika kita menghadapi konflik, jangan mengandalkan kekerasan duniawi, tetapi tampilkan kelemahlembutan Kristus yang dapat meluluhkan hati.
Bapak, ibu, saudara, kelemah-lembutan Kristus adalah kuasa rohani yang lebih besar daripada kekerasan manusia. Paulus mencontohkan kepada kita bahwa dalam pelayanan, kasih harus lebih menonjol daripada amarah. Teguran yang dibalut dengan kasih bukan hanya memperbaiki kesalahan, tetapi juga membawa jiwa kembali kepada Kristus.
Kiranya kita pun belajar menjadi orang-orang yang berani menegur, tetapi dengan hati yang lembut dan penuh kasih, sehingga kehidupan kita menjadi cermin dari kelemahlembutan Kristus.