“Najis” Ayat Pokok: Imamat 15:31 (BIMK) — “Tuhan menyuruh Musa mengingatkan bangsa Israel supaya memperhatikan kapan mereka najis dan kapan tidak, supaya mereka tidak menajiskan Kemah Tuhan yang ada di tengah-tengah perkemahan mereka. Kalau mereka menajiskan Kemah itu, mereka akan mati.”
________________________________________ Pendahuluan dengan Latar Belakang Kitab Imamat adalah kitab yang Allah berikan kepada bangsa Israel setelah mereka keluar dari Mesir, untuk mengajarkan bagaimana mereka dapat hidup kudus di hadapan Allah. Kata kunci dari kitab ini adalah “Kekudusan” (kedoshim), yang berarti dipisahkan untuk Allah. Pada pasal 15, Allah memberikan peraturan mengenai kenajisan yang bersifat jasmani—berhubungan dengan hal-hal tubuh manusia—seperti penyakit, darah, dan cairan. Tujuannya bukan hanya soal kesehatan, tetapi untuk mengajar umat agar mengerti bahwa Allah itu kudus dan umat-Nya harus menjaga kekudusan hidup supaya jangan menajiskan Kemah Suci. Ayat 31: orang Israel diperingatkan supaya tidak hidup dalam kenajisan, sebab kenajisan membuat mereka terpisah dari Allah dan bahkan mendatangkan maut. Dari sini kita belajar bahwa untuk menjadi tahir di hadapan Allah, kita harus memperhatikan dua hal penting: 1. Menjaga kekudusan. 2. Taat dengan perintah Allah. ________________________________________ Poin 1: Menjaga Kekudusan Imamat 11:44: “Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, maka haruslah kamu menguduskan dirimu dan haruslah kamu kudus, sebab Aku ini kudus, dan janganlah kamu menajiskan dirimu dengan setiap binatang yang mengeriap dan merayap di atas bumi.” Artinya, standar kekudusan bukan berasal dari manusia, tetapi dari Allah sendiri. Kekudusan bukan hanya formalitas, tetapi gaya hidup yang mencerminkan Allah. ● Kenajisan dalam Perjanjian Lama identik dengan hal-hal jasmani (darah, penyakit, sentuhan najis). ● Kenajisan dalam Perjanjian Baru lebih banyak berbicara soal hati, pikiran, dan perbuatan (Markus 7:20-23). Mengapa kita harus menjaga kekudusan? ● Karena dosa membuat kita najis dan memisahkan kita dari Allah (Yesaya 59:2). ● Karena Allah berdiam di tengah umat-Nya; bila kita hidup najis, kita mencemarkan hadirat-Nya (1 Korintus 3:16-17). ________________________________________ Poin 2: Taat dengan Perintah Allah Dalam ayat 31, Allah tidak hanya menyuruh umat menjaga diri, tetapi juga menekankan ketaatan terhadap peraturan-Nya. ● Kekudusan tidak bisa dipisahkan dari ketaatan. Tidak mungkin kita disebut hidup kudus jika kita tidak mau tunduk pada firman Tuhan. ● Umat Israel dipanggil untuk menaati hukum Taurat meski mereka tidak selalu mengerti alasan di balik setiap perintah. Demikian pula, kita dipanggil untuk taat kepada Allah bahkan ketika firman terasa berat atau tidak masuk akal bagi logika kita. Mengapa kita harus taat kepada Allah? ● Ketaatan adalah wujud kasih kepada Allah. ○ Allah tidak hanya meminta korban bakaran atau ritual, melainkan hati yang mau tunduk. ● Ketaatan membawa perlindungan. ○ Hukum Taurat diberikan untuk melindungi umat Israel dari kenajisan yang bisa mendatangkan maut. ○ Dalam Perjanjian Baru, ketaatan kepada firman melindungi kita dari jerat dosa dan akibatnya (Roma 6:23). Contoh Alkitab: ● Nuh taat membangun bahtera meskipun belum ada tanda tanda akan turun hujan deras (Kejadian 6:22). ________________________________________ ● Poin 1 (Menjaga kekudusan) adalah identitas kita sebagai umat yang dipanggil berbeda dari dunia. ● Poin 2 (Taat dengan perintah Allah) adalah cara praktis untuk menjaga kekudusan itu. Kekudusan tanpa ketaatan hanya teori, sedangkan ketaatan tanpa kekudusan menjadi legalisme. Keduanya harus berjalan bersama. ________________________________________ Aplikasi: 1. Mengendalikan pikiran, perkataan, dan perbuatan agar tidak dicemari dosa. 2. Menjaga tubuh sebagai bait Roh Kudus dengan menjauhi pergaulan buruk, pornografi, kebiasaan yang merusak diri, dan Taat berarti mendengar firman Tuhan dan melakukannya (Yakobus 1:22). 3. Taat berarti rela meninggalkan dosa ________________________________________ Penutup Menjadi tahir di hadapan Allah bukanlah sesuatu yang bisa kita capai dengan kekuatan sendiri, melainkan melalui darah Kristus yang menyucikan kita dari segala dosa (1 Yohanes 1:7). Namun, kita tetap dipanggil untuk hidup menjaga kekudusan dan taat kepada perintah Allah, supaya hidup kita menyenangkan hati-Nya dan tidak mencemarkan hadirat-Nya. Ayat Penutup: “Karena inilah kehendak Allah: pengudusanmu, yaitu supaya kamu menjauhi percabulan,” 1 Tesalonika 4:3 TB