DAILY BREAD

KEMAH

Senin, 29 SEPTEMBER 2025 // Pukul 21.00 WIB

BACAAN ALKITAB HARI INI

2 Korintus 5

RENUNGAN

Kemah  
Ayat : 2 Korintus 5:1
“Karena kami tahu, bahwa jika kemah tempat kediaman kita di bumi ini dibongkar, Allah telah menyediakan suatu tempat kediaman di sorga bagi kita, suatu tempat kediaman yang kekal, yang tidak dibuat oleh tangan manusia.”

Hidup manusia di dunia ini sering diibaratkan seperti sebuah perjalanan. Rasul Paulus memakai gambaran “kemah” untuk menunjukkan tubuh kita yang fana ini.
Kemah adalah tempat tinggal sementara. Dapat dipakai untuk beristirahat, tetapi tidak permanen. Berbeda dengan rumah, yang kuat, kokoh, dan dirancang untuk menetap lama.
Demikian pula hidup kita di dunia: tubuh jasmani ini hanyalah kemah sementara. Tetapi Allah menjanjikan rumah kekal di surga bagi orang-orang yang hidup dalam Kristus.

Tubuh Jasmani Adalah Kemah yang Rapuh
Paulus menyebut tubuh kita sebagai kemah. Mengapa? Karena:
-    Kemah bisa roboh sewaktu-waktu. Tubuh kita pun rapuh, bisa sakit, bisa tua, bahkan bisa mati.

-    Kemah tidak permanen. Demikian pula hidup manusia, ada batas waktunya. Mazmur 90:10 berkata, “Masa hidup kami 70 tahun, dan jika kami kuat 80 tahun.”

Karena itu, jangan terlalu melekat pada apa yang fana. Segala harta, jabatan, dan kemuliaan dunia hanyalah sementara.


Allah Menyediakan Rumah yang Kekal di Sorga
Berita sukacita bagi kita: meskipun kemah tubuh kita bisa roboh, Allah sudah menyediakan rumah yang kekal. Rumah itu bukan hasil usaha manusia, melainkan karya Allah sendiri.
Rumah itu adalah tubuh kebangkitan yang mulia (Filipi 3:21).
Rumah itu adalah tempat tinggal bersama Allah untuk selama-lamanya (Yohanes 14:2-3).
Janji ini memberi pengharapan bagi kita yang percaya. Dunia ini bukan tujuan akhir. Hidup kita sedang menuju rumah yang sejati, yang kekal, dan tidak akan musnah.

Hidup dalam Kekekalan
Kalau kita tahu hidup ini sementara, bagaimana seharusnya kita hidup?
Hidup beriman, tetap setia kepada Tuhan Yesus, Sang Juru Selamat yang menjamin tempat di surga.
Hidup berpengharapan, tidak putus asa meski mengalami penderitaan, sebab penderitaan sekarang tidak sebanding dengan kemuliaan kekal yang menanti (Roma 8:18).
Hidup penuh kasih, gunakan waktu di dunia untuk mengasihi Allah dan sesama, karena itulah yang bernilai kekal.  
Saudara-saudara, tubuh kita memang fana, seperti kemah yang bisa roboh. Tetapi jangan takut, sebab dalam Kristus kita memiliki janji akan rumah yang kekal, yaitu hidup bersama Allah selamanya.
Maka marilah kita menjalani hidup ini dengan setia, penuh pengharapan, dan tidak sia-sia, karena tujuan akhir kita bukanlah dunia ini, melainkan rumah kekal di surga.

Amin.